Testimoni Sembuh Dari Sakit Jantung
Anda membutuhkan testimoni sembuh dari sakit Jantung? Berikut ini merupakan sebagian kecil kisah dari ribuan testimoni sembuh dari sakit jantung melalui minuman kesehatan yang kaya telah direkomendasikan oleh Asosiasi Dokter Jantung Amerika
Apapun persoalan jantungnya tertolong bila dikonsumsi secara rutin minimal sesuai dengan yang akan kita anjurkan. Bila Anda membutuhkan cara mengatasi penyakit jantung atau pengobatan jantung koroner secara alami, Anda akan mengalaminya seperti kisah atau testimoni sembuh dari sakit jantung di bawah ini.
Kisah Ini Hanya Sebagian Testimoni Sembuh dari Sakit Jantung yang Sempat Dipublikasi
Masalah terjadi pada tahun 2000 saat saya menemani isteri yang dirawat di RS. Medistra Jakarta. Untuk menghilangkan rasa bosan, tidak dengan sengaja saya melakukan pemeriksaan umum. Pada pemeriksaan awal semua berjalan lancar sampai pada tahapan treadmill saya mengalami masalah 2-3 menit setelah berjalan di atas fanbelt dada saya sakit dan napas terasa sesak.
Singkat cerita dokter menganjurkan agar pemeriksaan dilanjut ke tahapan berikutnya yaitu kateterisasi. Hasilnya membuat saya bingung juga frustrasi karena di usia saya 46 tahun, 3 pembuluh darah koroner saya telah mengalami penyempitan sekitar 75 -85%.
Dari hasil ini dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa terjadi serangan jantung. 2 tahun kemudian saya pasang ring. Seiring berjalannya waktu kondisi saya kembali menurun dimana bila berjalan agakj cepat dada kiri saya terasa sangat sakit.
Karena saya sudah tidak tahan lagi, akhirnya pada awal April 2008 saya memutuskan untuk menjalani operasi bypass di Penang Malaysia. 4 tahun setelah operasi, pembuluh darah koroner saya kembali menyempit. Hal tersebut diakibatkan oleh pola hidup dan makan saya yang tidak baik serta jarang berolahraga.
Pada awal tahun 2012, saya bertemu dengan teman lama yang dulu sempat berkerja dengan saya. Namanya Bapak Asbar Sabri. Sayapun menceritakan masalah saya kepada beliau. Lalu beliau merekomendasikan untuk mengkonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda. Tanpa berpikir panjang saya ikuti saran beliau dan menjadi member Tahitian Noni Juice Morinda.
Setelah melalui proses yang cukup Panjang, hari demi hari akhirnya kesehatan saya semakin membaik. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena berkat Tahitian Noni Juice Morinda. TNJM bukan hanya sebagai solusi atau cara mengatasi penyakit Jantung, namun penyakit thyroid yang juga saya derita juga menjadi sembuh.
Melalui saran dari konsultan Tahitian Noni Juice Morinda dan Gizi, saya termotivasi untuk tetap mengatur dan menjaga gaya hidup yang sehat dan mengubah pola makan, rutin berolah raga, memperbanyak makan sayur, buah dan air putih agar kondisi tubuh tetap fit dan bugar.
Awalnya beliau merasa mudah lelah, nafas pendek, sering batuk. Khususnya pada saat malam hari, detak jantung berdebar kencang, terlalu sering buang air kecil, merasakan sakit di bagian dada, sesak nafas, mudah pingsan, dan juga sering pusing.
Sungguh sebuah anugerah bagi Ibu Zaenab karena ia diperkenalkan dengan produk Tahitian Noni Original. Kemudian beliau mengkonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda secara teratur.
Walaupun demikian Ibu Zaenab tetap terus mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda sampai sekarang dan berharap masalah kebocoran pada jantungnya dapat ditangani dengan baik dan sempurna mengingat penyakitnya yang berat.
Sejak tahun 2011, bu Sri sesekali merasakan rasa sesak pada dada kirinya. Namun keluhan tersebut tidak terlalu ia pedulikan karena yang paling sering bu Sri rasakan adalah justru sakit yang parah di bagian perut. Beberapa kali bu Sri memeriksakan diri ke dokter umum dan hanya diberikan obat maag dari dosis yang ringan sampai dosis tinggi, namun sakit di bagian perut tersebut tidak kunjung sembuh.
Akhirnya di awal bulan Oktober 2011, beliau berobat ke RS.M.H.Thamrin Salemba, Jakarta Pusat. Di sana dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap, rontgen paru, USG jantung, rekam jantung, hingga endoskopi. Dari hasil pemeriksaan tersebut, diketahui ada indikasi penyempitan jantung koroner sehingga Ibu Sri dirujuk ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita untuk program katerisasi.
Dari hasil katerisasi ditemukan 75% penyempitan di pembuluh jantung koroner sehingga diputuskan untuk memasang ring tanpa konsultasi ke keluarga terlebih dahulu dengan pertimbangan keselamatan.
Setelah operasi dilakukan, Ibu Sri masih sering demam dan lemas sehingga beliau mengambil langkah pengobatan alternatif dengan 5 macam obat herbal berupa kapsul. Lima kapsul harus diminum oleh Ibu Sri setiap 2 jam sekali, namun kesehatan beliau tidak kunjung membaik.
Di bulan Maret 2012, Ibu Sri diperkenalkan dengan Tahitian Noni Extra dan mulai minum dengan takaran 3 x 45 ml. Obat jantung dari dokterpun masih tetap diminum dengan jeda waktu setelah meminum Tahitian Noni Juice Morinda yang Extra.
Di hari ke 15 setelah minum Tahitian Noni Juice Morinda Extra, obat dari dokter habis. Namun Ibu Sri tidak segera kontrol ke dokter seperti yang biasa beliau lakukan. Di hari ke 20, badan Ibu Sri mulai terasa sakit, pegal-pegal, dan tidak bisa tidur.
Efek detoksifikasi ini terjadi selama 3 hari 3 malam. Atas saran konsultasi, Ibu Sri kemudian menambah dosis Tahitian Noni dengan harapan detoksifikasi segera berakhir. Setelah penambahan dosis tersebut, kondisi Ibu Sri berangsur-angsur membaik.
Setelah 4 bulan hanya minum Tahitian Noni Extra (tanpa obat dokter), Ibu Sri kemudian kontrol ke dokter jantungnya di Rumah Sakit MH.Thamrin dan langsung diperintahkan untuk USG jantung. Dokter sempat tidak percaya dengan hasil USG yang menunjukkan kondisi jantung yang sangat baik.
Namun karena mengonsumsi obat Cina secara berlebihan, bukannya semakin membaik. Herianto kini memiliki persoalan kesehatan lainnya, yaitu darah tinggi. Akibat darah tinggi, Herianto tidak bisa tidur selama 4 hari 4 malam. Akhirnya membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
Diagnosa dokter menyatakan bahwa Herianto menderita penyakit hipertensi atau darah tinggi dan juga pembengkakan jantung yang menyebabkan beliau merasakan sesak di dada setiap kali bangun dari tempat pembaringan dan kaki lemas. Lebih parah lagi Herianto menjadi ketergantungan dengan obat tidur. Hal ini terus berlangsung hingga 9 bulan.
“Kita terus check up ke rumah sakit, namun tidak membuahkan hasil yang bagus. Pada bulan September 2010, saya diperkenalkan pada Tahitian Noni Juice Morinda oleh seorang teman,“ katanya sambil tersenyum.
Bertemu Tahitian Noni Juice Morinda
Testimoni yang positif dari teman-teman Herianto yang juga menderita sakit yang parah membuat beliau yakin untuk mencoba mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda (TNJM). Setelah mengonsumsi Tahitian Noni Juice sebanyak 2 botol dengan dosis 3 x 40 ml dan menjalankan pola hidup yang telah disarankan oleh dokter, seperti tidak mengonsumsi makanan dengan penyedap rasa ataupun segala jenis mie dan roti, darah tinggi yang diderita Herianto berangsur normal dan rasa sesak di dada hilang.
Bahkan kini Herianto sudah kembali dapat mengendarai sepeda. Selain itu, beliau juga terlepas dari ketergantungan obat tidur berkat Tahitian Noni Juice Morinda yang memberikan kualitas tidur yang jauh lebih baik.
Untuk Konsultasi dan Pemesanan Hubungi Kami Di Sini
Pola hidup tidak sehat yang selama ini beliau lakukan ternyata justru membuat penyakit diabetes yang diidapnya sejak tahun 1990 menjadi semakin parah.
Hal itulah yang menjadi pemicu terjadinya komplikasi pada organ tubuh lainnya. ”Dokter menganjurkan saya melakukan untuk cuci darah. Namun saya menolaknya, sebab saya tahu, bila sudah cuci darah, maka akan terus cuci darah. Itulah yang saya hindari,” katanya.
Maret 2008 menjadi waktu yang tidak terlupakan bagi Ir. Imron, yang mendapatkan solusi terbaik untuk menyembuhkan penyakitnya. Keponakannya memperkenalkan ia dengan Tahitian Noni Juice Morinda.
”Mulanya Saya tidak yakin jika Tahitian Noni Juice ini dapat membuat saya lebih baik,” ucap Imron. Namun keraguan Ir. Imron terjawab setelah terapi diabetes dengan mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda. Hanya dalam beberapa hari saja, staminanya meningkat drastis.
Bahkan pria asal Medan ini seakan tak percaya saat mengetahui hasil laboratoriumnya mengalami banyak peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan pemeriksaan sebelumnya. Semua fungsi organ tubuhnya semakin membaik. Bahkan berat badannya semakin meningkat.
”Semenjak sakit, berat badan saya menurun dan beratnya berkisar diangka 50-an. Tapi semenjak saya mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda secara teratur yaitu dengan takaran 2 x 15 cc sehari, nafsu makan saya bertambah dan berat badan menjadi meningkat yaitu mencapai 63 kg, ” tutur Imron.
Walau penghasilan dan tunjangan dari kantornya sangat mencukupi, namun pekerjaannya menuntut Asminar untuk selalu berpikir keras. Lambat laun ia merasa stress. Akibatnya, ia harus mendengar dokter yang memvonisnya mengalami infeksi pada jantung. “Saya sangat kaget ketika mendengar pernyataan dokter agar saya harus selalu mengonsumsi obat selama setahun tanpa henti, jika ingin sembuh,” ungkapnya.
“Alhamdulillah, Allah SWT memperkenalkan saya dengan Tahitian Noni Juice Morinda. Bahkan saya mendengar langsung cerita dari seseorang yang juga mengalami persoalan pada jantungnya dan berangsur membaik semenjak mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda. Karenanya, keyakinan saya timbul bahwa produk ini bagus,” katanya.
Benar saja, setelah meminum Tahitian Noni Juice Morinda selama dua minggu, tubuh Asminar merasa lebih baik. Dulu badannya sering lemas, kini tak lagi.
Sebulan kemudian ia memeriksakan diri ke dokter. Dokter menyatakan bahwa jantung Asminar dalam keadaan baik dan normal.
“Saat ini saya tidak lagi bekerja pada perusahaan tersebut. Saya berfikir, lebih baik saya bekerja untuk membagikan kisah nyata tentang kehebatan Tahitian Noni Juice Morinda kepada yang membutuhkan, ketimbang harus bekerja keras namun menggerogoti kesehatan saya. Bagi saya uang bukanlah segalanya, namun kesehatanlah yang utama,” ungkap pecinta anggrek, yang menegaskan bahwa hidup itu pilihan.
Ternyata, ia bukan sekadar menderita masuk angin, melainkan mengalami serangan jantung. Biaya operasi yang mencapai 40 juta rupiah membuat Ristanto berpikir dua kali. Ia tak memiliki uang sebanyak itu. Namun bagaimana jadinya bila ia menolak operasi?
Untunglah, di saat dilematis ini, seorang kawan datang memberikan pertolongan. Teman Ristanto kebetulan juga berprofesi sebagai dokter di rumah sakit lain. Ia lah yang merekomendasikan Tahitian Noni Original. Karena masih dirawat di RS, Ristanto tentu tak boleh mengonsumsi apapun tanpa sepengatahuan dokter. Agar Tahitian Noni Juice Morinda bisa “diselundupkan” ke RS, isi botol Tahitian Noni Juice Morinda pun dipindahkan ke botol bekas air mineral. Selanjutnya setiap 1 jam, Ristanto meminum satu teguk. Dosis seharusnya adalah satu sendok makan per jam. Namun karena Ristanto tak bisa duduk, ia menenggak Tahitian Noni Juice Morinda sambil berbaring. Dosis ini dipertahankannya selama dua minggu penuh.
Perkembangan kondisinya sungguh sangat menggembirakan. Ristanto masuk RS pada senin malam. Hari selasa, di tubuhnya masih menempel banyak kabel. Tubuh serta kedua tangannya pun masih lemas. Keesokannya, hari rabu, ia merasa jauh lebih baik dan minta dipindahkan ke kamar rawat inap biasa. Indikator jantungnya sudah tak perlu dipakai lagi.
Hari Jumat, ia malah sudah bisa berjalan. Semua selang juga sudah bisa dilepas. Dokter pun kaget melihat perkembangannya.
Tentu saja, Ristanto juga menjaga kondisinya dengan tidak mengonsumsi santan dan jeroan yang berkolesterol tinggi. Setelah makan, sebisa mungkin ia tak tidur. Ia juga tak pernah lagi minum air es. Es dapat membuat jantung berhenti sepersekian detik. Sehari-hari, Ristanto tak mengonsumsi obat jantung, namun ia tetap mengonsumsi obat pengencer darah dan satu jenis obat jantung lagi yang hanya diminum ketika kondisinya sedang drop.
Hingga sekarang, Ristanto masih meminum Tahitian Noni Juice Morinda. Badannya terasa sehat. Namun terkadang ia kalah dari putranya, Otniel Bayu (8) yang tak pernah lupa minum Tahitian Noni Juice Morinda. Bayu pernah terkena flek paru-paru, sehingga meminum Tahitian Noni Juice Morinda untuk meningkatkan sistem imunnya.
“Dia malah lebih sadar dan rajin dari saya, nggak perlu diingatkan, sudah minum sendiri. He he he…,” ucap ristanto.
Antara Februari sampai Juni 2010, ia berkali-kali terkena serangan jantung. Dalam waktu sebulan, ia hanya menghabiskan seminggu sampai sepuluh hari di rumah. Selebihnya, ia terbaring di RS. “Setiap kali di RS, saya selalu koma. Sudah berkali-kali saya ditangisi oleh keluarga,” kenang Malli.
Puncaknya pada Juni 2010, kondisi Malli benar-benar drop. Dokter dan perawat bahkan mengatakan nyaris tidak ada harapan lagi bagi pria ini. Terapi akupresure yang sudah 30 kali dijalaninya pun tak membantunya.
Sehari-hari, tubuhnya terasa loyo. Kerjanya hanya tidur. Melangkahkan kaki untuk berjalan saja bagai pekerjaan berat baginya. Ia bahkan yakin tak dapat melewatkan tahun 2010 dan sudah berpesan pada istri agar menjaga anak-anak mereka.
Malli juga semakin menderita karena ia mendapat gangguan prostat pada bulan Juli. Karena Malli masih relatif muda, dokter tak menganjurkan operasi dan hanya memberinya obat oral.
Awal September 2010 lalu, beberapa teman mengajaknya mengikuti pengenalan Tahitian Noni Juice Morinda. Mungkin Tuhan sudah mengatur, karena hari itu Malli lupa membawa obat jantung yang seharusnya dikonsumsinya setiap hari. Akibatnya di tengah-tengah pengenalan, ia drop. Tubuhnya gemetar, lemas dan berkeringat. Saat itulah ia mencoba meminum dua sloki Tahitian Noni Juice Morinda.
Sejak hari itu, Malli mulai rutin mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda tiga kali sehari: Pagi 60 m, siang 30 ml, malam 60 ml. Pada hari ketiga konsumsi Tahitian Noni Juice Morinda, ia bahkan berani melepas obat-obat jantungnya. Sebelumnya, Malli harus mengonsumsi lima sampai enam jenis obat perhari, dua diantaranya obat seumur hidup.
Hingga kini, ia tak pernah drop atau mendapat serangan jantung lagi. Gangguan prostatnya pun hilang entah kemana.
”Saya beruntung, Allah mempertemukan saya dengan Tahitian Noni Juice Morinda untuk pengobatan jantung koroner yang saya derita,” ujar Malli berbinar.
Untuk Konsultasi dan Pemesanan Hubungi Kami Di Sini
Sudah dua kali, Ida menjalani operasi pembalonan agar aliran dari dan menuju jantung beredar secara normal. Pertama pada tahun 2000, operasi berjalan lancar dan tanpa efek samping. Memasuki tahun 2007, Ida merasakan ulu hatinya sakit luar biasa, “Saya tidak bisa menggambarkan rasa sakitnya, karena rasanya sangat sakit sekali,” jelas Ida.
Saat berkonsultasi dengan dokter langganannya, Ida didiagnosa kembali mengalami penyempitan pembuluh darah di jantungnya. Dokter menyarankannya untuk menjalani operasi.
Tapi Ida menangguhkannya, karena ia sedang merenovasi rumahnya. Setelah proyek renovasi selesai pada September 2007, Ida pun menjalani operasi balonisasi dan pemasangan ring pada jantungnya. Dua bulan kemudian, ia masih mengeluhkan sakit pada ulu hatinya, bahkan semakin parah.
“Setiap jalan satu meter saya harus berhenti karena sakit,” ungkap Ida. Saat kembali ke rumah sakit dan divonis lagi untuk menjalani operasi ketiga, Ida menolak. Ida memilih pengobatan alternatif. Salah satunya terapi akupunktur. Namun hal itu juga belum membuahkan hasil.
Saat kepasrahan mulai menghampiri dirinya, Ida teringat Tahitian Noni Juice Morinda yang pernah diinformasikan tantenya. Bulan Februari 2008 Ida mulai meminum Tahitian Noni Juice Morinda, dengan dosisnya 2 x 30 cc sehari.
Saat berkonsultasi, Ida disarankan untuk menaikkan dosisnya menjadi 2 x 60 cc sehari. Ketika detoksifikasi, sakitnya sungguh luar biasa.
Puncaknya saat 2004 silam, bagian tubuh sebelah kanan mendadak tidak bisa digerakan atau lumpuh, jantung lemah, kepala sering pusing (efek gegar otak ringan) serta tensi darah turun drastis. Dokter memvonis saya kekurangan darah. Tapi untuk masalah buang air besar, solusinya tetap harus operasi, dan itulah yang saya takutkan.
Di tengah keputusasaan, Tuhan mempertemukan saya kembali dengan seorang sahabat yang baru pulang dari Jerusalem. Dia memberi satu botol Tahitian Noni Juice Morinda.
Layaknya penderita jantung, seharusnya Wasito harus memantang makanan yang mampu menyebabkan serangan itu kembali lagi. Termasuk menderita Hipertensi, karena tekanan darahnya mencapai angka 240⁄200.
Tapi setelah Wasito rajin meminum Tahitian Noni Juice Morinda sekitar awal Juli, angka tekanan darahnya tidak bergeming dari 120⁄80. Menurut Ervina Meilani, 31 tahun, putri Wasito, ia dan keluarganya harus bersiap mengikhlaskan ayahnya, karena tim dokter yang merawatnya menyatakan bahwa pembuluh darah pada jantung ayah mereka dapat pecah sewaktu-waktu. “Efeknya fatal dan ayah bisa meninggal.”, ujar Ervina.
“Alhamdulillah, Mama saya mendapatkan informasi tentang Tahitian Noni Juice Morinda. Kami memutuskan untuk mencobanya,” cerita Ervina.
Perawatan yang dilakukan Tahitian Noni Juice Morinda terhadap serangan jantung dan tekanan darah tinggi Wasito, membuat ia menjadi orang tua yang tidak seperti orang tua lainnya yang harus memantang makanan, demi menjaga kesehatan.
“Papa sering makan daging-dagingan, tapi Alhamdulillah tensinya tetap stabil dan tidak ada masalah dengan kesehatannya,” terang Ervina yang selalu menyediakan Tahitian Noni Juice Morinda di rumahnya. “Saya menyediakan satu orang satu botol untuk kita minum setiap hari.”
Tiga bulan mengonsumsi obat itu, vertigo Akhyar tidak juga membaik. Bahkan ia merasa serangan vertigonya semakin parah. Akhyar terpikir untuk mencoba alternatif lain, namun ia takut akan efek samping negatifnya. Akhirnya, selama bertahun-tahun, Akhyar harus hidup dengan vertigonya. Sekitar tahun 2008, dua orang siswi di pengajiannya (Annisa dan Nikmah) memperkenalkannya pada Tahitian Noni Juice Morinda.
Dengan meneguhkan hati, ia mulai mencoba mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda dengan dosis 30 ml, tiga kali sehari. Baru sehari minum, keesokannya ia demam tinggi. Seluruh tubuhnya sakit hingga ia tidak mampu berjalan. Namun Akhyar tidak terkejut. Ia sudah diberitahu akan terjadi efek seperti ini. Ketika lusanya masih juga demam, Akhyar memeriksakan diri ke dokter.
Dokter menyarankannya untuk berhenti mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda. Namun Akhyar bersikeras untuk tetap terus mengonsumsi Tahitian Noni Juice.
“Saya sudah menanamkan sugesti untuk yakin akan manfaat Tahitian Noni Juice Morinda,” ucapnya. Dokter dari Tahitian Noni Juice Morinda pun menguatkannya. Menurut dokter Tahitian Noni Juice Morinda, ia tak perlu panik, efek ini terjadi karena penyakitnya sudah cukup parah.
Pada hari keempat, demam Akhyar berangsur membaik. Tubuhnya pun mulai terasa lebih segar. Ia tetap mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda hingga habis tujuh botol. Selain itu, ia juga rutin berolahraga yaitu bersepeda dan berenang, menjaga pola makan serta mengonsumsi madu.
Untuk Konsultasi dan Pemesanan Hubungi Kami Di Sini
Sel Kanker dan Debar Jantungnya Normal Dalam Sebulan Keyla Diandra (28 Tahun)
Ia koma seminggu penuh dan harus di rawat di rumah sakit sejak Oktober sampai Desember 2008. Selama terbaring, Keyla tak bisa mengangkat tangan dan kakinya. Sekujur badannya lemah tak berdaya. Ia bisa bicara, tapi hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulutnya.
Diagnosa awal dokter, Keyla menderita anemiaplastic, keadaan di mana sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi, sehingga sel darah putih menjadi lebih dominan. Akibatnya, Keyla seperti orang anemia yang lemah dan mudah pingsan, hanya keadaanya jauh lebih parah. Penyakit ini muncul ketika Keyla dalam kondisi tubuh yang drop karena lelah bekerja.
Beberapa waktu kemudian, diagnosa ini berubah. Keyla divonis mengidap kanker sumsum tulang belakang. Menurut hasil pemeriksaan, sel-sel baik dalam tubuhnya tinggal 30% lagi, sedangkan 70% sisanya sudah rusak.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, keluarga memutuskan agar Keyla dipulangkan dan dirawat di rumah saja. Keadaannya masih parah. Ia tak bisa berjalan tegap. Terantuk meja atau kursi atau meja bisa membuatnya lemas seketika. “Saya seperti tak punya tulang,” ucap Keyla.
Ayahnya lalu memutuskan untuk mencoba memberikan Tahitian Noni Juice Morinda pada Keyla. Keyla pun mulai meminum Tahitian Noni Juice Morinda empat kali sehari, masing-masing dalam dosis 60 ml. “Tiga jam setelah minum Tahitian Noni Juice Morinda, saya pusing, berkeringat dingin dan muntah-muntah. Rasanya seperti akan pingsan,” kenang Keyla. Ayahnya panik dan segera mencari info. “Ternyata itu memang reaksi normal. Karena itu saya tetap meneruskan minum Tahitian Noni Juice Morinda. Apapun akan saya lakukan untuk bisa sembuh.”
Sebulan setelah itu, tepatnya Maret 2009, kondisi Keyla sudah normal kembali. Ia bahkan sudah bisa bekerja lagi. Ketika check up ke dokter, sel-sel kankernya tak terlihat lagi. Sel-sel baik di tubuhnya meningkat drastis menjadi 705. Bahkan ketika melakukan medical check up sebagai syarat melamar ke sebuah bank, hasil lab menunjukkan Keyla sehat. Tak terdeteksi satu penyakitpun dalam tubuhnya.
Hingga kini, kondisi Keyla terus terjaga. Ia masih tetap meminum Tahitian Noni Juice Morinda, sedikitnya satu kali dalam sehari.
“Saya amat bersyukur, tentu saja yang menyembuhkan saya adalah Tuhan. Namun Tahitian Noni Juice Morinda juga menjadi semacam sugesti bagi saya. Kalau kita percaya bahwa sesuatu akan menjadi media penyembuh, kita pasti akan sembuh,” ucap Keyla
Namun kondisinya memburuk pada tahun 2007. Sebulan, ia keluar masuk rumah sakit sampai lima kali. Awalnya Ernst anfal di rumah. Dadanya sesak, sulit bernafas dan ia merasa seperti ditenggelamkan dalam air. Teriakannya membuat keluarganya panik. Ia langsung dimasukkan ke RS, ruang ICU kelas A.
Kami takut sekali. Biasanya pasien ICU kelas A sulit tertolong. Saat itu ayah saya sudah tak dapat bicara dan mengenali orang lagi. Orang-orang yang bezuk tidak lagi membacakan doa kesembuhan tapi doa penyerahan,” kisay Yatrix.
Saat itu pengentalan darah dalam tubuh Ernst membuat kerja jantungnya melambat. Akibatnya, paru-parunya ikut bengkak. Ia harus disuntik untuk mengeluarkan cairan dari tubuh. Seminggu kemudian, ia keluar RS dengan membawa segepok obat.
Namun kondisi Ernst di hari-hari selanjutnya masih payah. Ia divonis tergantung obat-obatan seumur hidup: obat jantung, saraf dan diabetes. Selain pengobatan medis, ia sudah mencoba terapi aliran listrik dan obat-obatan yang ditawarkan berbagai penjual.
Tahun 2009, Ernst menjalani operasi varises. Sebelumnya kakinya bengkak karena varises dan pengentalan darah. Ia berjalan dengan tongkat. Kakinya terancan diamputasi karena bisa membusuk. Begitu selesai operasi, saat Ernst terbaring di ruang perawatan, Yatrix mencoba memberikan Tahitian Noni Juice pada ayahnya.
Awalnya Yatrix tak menggubris ketika ada seorang teman yang memberinya informasi Tahitian Noni Juice Morinda, tapi Ia teringat ayahnya. Akhirnya Yatrix membeli Tahitian Noni Juice Morinda untuk sang ayah. Ernst awalnya juga menolak meminum Tahitian Noni Juice Morinda.
Tetapi setelah didesak beberapa kali, ia bersedia untuk mengonsumi 30 ml Tahitian Noni Juice Morinda sebanyak dua kali sehari. Beberapa jam setelah mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda, ia merasa lebih segar. Dengan badan yang masih ditempeli berbagai selang, Ernst bahkan bersikeras untuk bangun dan berjalan ke toilet.
Padahal, perawat melarangnya bangun dari ranjang sampai pukul 10 malam karena bisa pendarahan. Ketika esoknya perban di kakinya dibuka, dokter memuji karena kaki Ernst ternyata cepat kering. Ia pun melanjutkan minum Tahitian Noni Juice Morinda.
Semua tongkat sudah disimpan. Jangankan berjalan, Ernst bahkan dengan gagah mengndarai motor kemanapun. Bila ia sedang sibuk, ia tidak lupa untuk mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morindase banyak 3 x 60 ml/hari.
Setelah mengonsumsi Tahitian Noni Juice Morinda, Kristina tak pernah lagi merasakan sakit kepala yang hebat akibat vertigo yang dialaminya sejak duduk di bangku SMP. “Saya bahagia bisa mengurus keluarga secara sempurna,” katanya.
Selama hampir separuh hidupnya, Kristina merasakan sakit kepala yang hebat. Tak hanya itu, jantungnya yang lemah, ginjal yang tak sehat dan radang sendi, juga menjadi bagian dari deritanya yang lain.
“Akibatnya saya jadi depresi dengan sakit yang tak kunjung sembuh. Saya jadi pesimistis. Setiap hari saya bersedih, karena anak dan suami saya harus meluangkan waktu untuk mengurusi saya.” katanya.
Parahnya lagi telinga Kristina menjadi tuli serta beberapa giginya harus tanggal, karena efek obat yang dikonsumsi. Kristina merasa serba salah. Jika mengonsumsi obat, vertigo berkurang, tapi penyakit lain justru datang. Jika obat tidak dikonsumsi Ia tak kuat menahan sakit kepala.
“Pilihan berat yang harus di tanggung,” ujar Kristina.
Untuk Konsultasi dan Pemesanan Hubungi Kami Di Sini
4 comments on “Testimoni Sembuh Dari Sakit Jantung”
[…] Testimoni […]
[…] Testimoni […]
[…] Testimoni […]
[…] Testimoni […]